Pengucapan "Daeng" ini mengingatkan mereka dengan ucapan "bangsat" yang juga diucapkan Ruhut beberapa waktu sebelumnya terhadap politisi Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gayus Lumbuun. Ruhut dinilai terlalu sering berbuat ulah, berperilaku sembrono, dan mengeluarkan perkataan tak patut, baik disadari atau tidak disadari, pada rapat-rapat Pansus Century.
Akbar Faisal, anggota pansus dari Fraksi Hanura yang berasal dari Bugis seperti JK, mengatakan bahwa dalam struktur sosial Bugis, pelafalan "Daeng" cenderung digunakan untuk level masyarakat bawah. "Padahal, bagi kami Pak JK itu sudah berada pada level yang sangat terhormat," kata Akbar usai rapat pemeriksaan Pansus semalam.
Sebelumnya, dalam forum pemeriksaan pansus, Akbar juga sudah mengutarakan keberatannya terhadap Ruhut yang sembarangan menyebut "Daeng" kepada JK. Selain Akbar, anggota pansus asal Fraksi Golkar, Ibnu Munzir, dan anggota pansus asal Fraksi PKS, Andi Rahmat, juga menyatakan keberatan serupa. Mereka memprotes keras Ruhut, dan memintanya untuk tidak lagi membawa-bawa simbol adat maupun sara dalam proses pemeriksaan pansus. Ketiganya sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan, kampung JK.
"Mungkin maksud Ruhut tidak buruk, tapi saat dia mengatakan itu (Daeng), konteksnya tidak jelas dan terkesan ada unsur mengejek," kata Akbar. Sebagai orang Bugis, lanjut Akbar, tentunya dia tidak bisa menerima perbuatan Ruhut yang ia nilai bisa diintrepretasikan sebagai bentuk pelecehan. Bagaimanapun, Akbar memilih untuk tidak menanggapi Ruhut dengan emosi.
"Asal jangan diulang lagi. Tolong jangan sampai terulang," ujar Akbar menekankan maksudnya guna memperingatkan Ruhut. Ruhut sendiri sudah sempat meminta maaf atas perkataannya. Sementara JK hanya tenang-tenang saja melihat Ruhut kena batunya dengan dicecar oleh sesama rekannya di pansus.
Saat Ruhut melontarkan kata "bangsat" kepada Wakil Ketua Pansus dari Fraksi PDIP, Gayus Lumbuun, dalam rapat pemeriksaan pansus, Ketua Fraksi PDIP, Tjahjo Kumolo, melayangkan surat keberatan kepada pimpinan Fraksi Demokrat. Fraksi PDIP pun berencana untuk membawa Ruhut ke Badan Kehormatan (BK) DPR, karena ia dianggap melanggar kode etik DPR. Sejumlah anggota pansus bahkan meminta Fraksi Demokrat untuk menarik dan mengganti Ruhut dari keanggotaan pansus.
Partai Demokrat diimbau untuk mengganti Ruhut dengan Anggota lain yang lebih Kapable
Sikap anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul di Tim Pansus Century kerap mengundang kontroversi. Partai besutan SBY itu, diimbau mengganti Ruhut dengan anggota yang lebih kapabel.
“Saya kira keberadaan Ruhut di Pansus harus dievaluasi diganti dengan anggota fraksi Demokrat yang kapabel memiliki integritas moral dan lebih layak sebagai anggota pansus,” kata pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ikhsan Tualeka, kepada okezone, Jumat (15/1/2010).
Sikap perilaku dan komunikasi politik yang ditunjukan Ruhut selama ini, kata Ikhsan selain terkesan menggembosi kerja pansus, juga dapat berimplikasi negatif bagi pencitraan Partai Demokrat sebagai partai pemenang pemilu.
Publik menurutnya akan menilai Demokrat kehabisan kader yang mumpuni sehingga politisi macam Ruhut masih tetap dipertahankan sebagai representasi partai di Pansus Century.
[vvn/kmps]
berita terkait dengan Ruhut sitompul :
- Ruhut Panggil JK "Daeng" Berbuntut,Pengamat mengusulkan supaya diganti
- Ruhut dinilai tidak pantas dan tidak etis,layak dibawa ke Badan Kehormatan DPR
- Lagi-lagi Ruhut Berulah.. beradu mulut dengan Gayus lumbun
- Ruhut Sitompul kembali mengeluarkan pernyataan kontroversia berbau SARA
- Benarkah Perseteruan Ruhut- Gayus sudah berakhir?
- Benarkah Ruhut mengemban Misi sebagai 'Pengacau' Pansus Century?
Post a Comment