Banyak pihak akhirnya menduga kuat ada unsur kesengajaan oleh Fraksi Demokrat dengan mempertahankan Ruhut. "Itu diduga oleh berbagai pihak ya. Tapi, saya melihat memang begitu. Ada upaya Ruhut dipertahankan untuk menggagalkan pansus ini," ujar pengamat politik Fadjroel Rahman seusai keterangan pers Kompak di Gedung DPR, Jumat (15/1/2010).
Oleh karena itu, Fadjroel mendesak Partai Demokrat agar memberikan perhatian khusus terhadap maksimalnya kinerja Pansus dengan mempertimbangkan eksistensi Ruhut di dalamnya. Apalagi, tadi malam Ketua Dewan Pembina Demokrat merasa prihatin dengan kondisi Pansus.
Menurut Fadjroel, SBY juga harusnya prihatin dengan tingkah polah Ruhut. "Pengganggunya adalah Ruhut. Maka, jalan satu-satunya adalah menarik Ruhut dari Pansus," kata Fadjroel.
Bagi Fadroel, tanggung jawab tindakan dan pernyataan Ruhut bukan lagi berada pada pimpinan Pansus atau pimpinan DPR, tapi sudah berpulang kepada internal partai yang mengutusnya.
sementara itu menutut Anggota pansus asal Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, menyadari bahwa kerja mereka tengah menjadi perhatian. "Keributan" kecil yang sempat mewarnai, sejak awal sudah diprediksikan. Eva menyebut, ada skenario untuk mengacaukan kerja pansus.
"Sejak awal, kami memang sudah menghitung. Dalam berjudi itu ada istilah combe yang dipasang oleh bandar judi untuk mengacau. Dalam hal ini mengacaukan anggota pansus," kata Eva kepada Kompas.com, Jumat
Siapa combe yang dimaksud? "Ya lihat saja, yang tidak pernah konsentrasi dengan substansi yang ingin diungkap. Kalau berbicara tidak pernah mengarah pada penanganan kasus, tapi ribut soal teknis. Niatnya memang cuma jadi pengganggu," kata anggota Komisi XI ini.
Menyoal cara bertanya pansus yang dianggap tak beretika, Eva mengakui, mulai ada keluhan dari konstituennya di Jawa Timur. Dia mengaku sudah menerima kiriman SMS dari konstituennya.
"Mereka bertanya, kok cara nanyanya keras begitu? Masyarakat juga harus paham bahwa pansus ini melakukan pemeriksaan. Kami ingin mendapatkan jawaban efektif, bukan penjelasan panjang lebar yang justru akan menjadi kesempatan berkelit," ujarnya.
Kultur masyarakat Indonesia, menurutnya, memang belum terbiasa dengan fenomena tersebut. Karena itu, pansus akan melakukan evaluasi terhadap cara dan strategi bertanya.
"Kami juga tidak ingin strategi yang salah akan menjadi kontraproduktif dengan kerja pansus," ujar Eva Sundari.[kompas.com]
berita terkait Ruhut :
- Ruhut Panggil JK "Daeng" Berbuntut,Pengamat mengusulkan supaya diganti
- Ruhut dinilai tidak pantas dan tidak etis,layak dibawa ke Badan Kehormatan DPR
- Lagi-lagi Ruhut Berulah.. beradu mulut dengan Gayus lumbun
- Ruhut Sitompul kembali mengeluarkan pernyataan kontroversia berbau SARA
- Benarkah Perseteruan Ruhut- Gayus sudah berakhir?
Post a Comment