Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menilai penetapan mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi penuh dengan politisasi. Bachtiar ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan sapi impor dan mesin jahit di Departemen Sosial.
Sekretaris Jenderal Parmusi Imam Suhardjo mengatakan Parmusi heran atas penetapan tersangka Bachtiar, karena kasus ini telah berlangsung sejak tiga tahun lalu. Walau melibatkan banyak orang, namun Parmusi mempertanyakan, kenapa hanya Bachtiar yang langsung jadi tersangka.
"Waktu (Bachtiar) jadi menteri diam, setelah pensiun baru diuber-uber. Kami khawatir ini bukan masalah hukum, tapi politis," kata Imam dalam jumpa pers di Kantor Parmusi, Tebet, Jakarta Selatan, 3 Februari 2009.
Sewaktu Bachtiar menjabat sebagai Menteri Sosial, dia mengetahui perihal adanya kasus ini. Namun Bachtiar ingin kasus ini tuntas.
Bahkan mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga saat itu, Adhyaksa Dault, bercerita kepada Parmusi, kalau Bachtiar mengungkapkan kasus ini dalam rapat kabinet beberapa tahun lalu. Bachtiar ingin kasus ini tuntas, namun Presiden diam saja.
"Saat itu, Bachtiar minta ke Presiden untuk dituntaskan. Bahkan ke Presiden, Bachtiar berkata: 'Kalau saya harus diberhentikan, maka berhentikan saja. Kalau saya harus ditembak, tembak saja'," kata Imam mengutip Adhyaksa.
Karena itu Parmusi mengancam, apabila betul penetapan tersangka Bachtiar penuh nuansa Politik, mereka akan mengusulkan Partai Persatuan Pembangunan untuk keluar dari koalisi. "Kami akan usulkan PPP menarik diri dari koalisi. Ini koalisi tidak ada manfaatnya," kata Ketua Parmusi Lukman Hakim.[VIVAnews]
Post a Comment