Jumlah ini, menurut Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Direktorat Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Nico Afinta, masih akan bertambah. ”Kalau kita memandang dari hasrat seksual seseorang, berapa lama sih seorang pria normal mampu menahan hasrat seksualnya dalam setahun?” tanya Nico.
Kalau Babeh sementara ini baru mengaku setahun membunuh dua anak demi memenuhi kebutuhan seksualnya, Nico tidak percaya. ”Kalau dia mengaku membunuh untuk memenuhi hasrat seksualnya sejak tahun 1995, silakan duga, berapa banyak anak jalanan yang jadi korbannya,” tutur Nico.
Ia belum mau mengungkapkan identitas mengenai keempat anak jalanan yang dibunuh Babeh di Jakarta. Sebab, atasannya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro, Komisaris Besar Idham Azis, menurut rencana akan menggelar jumpa pers mengenai hal ini di Polda Metro, Senin (1/2/2010).
Sepuluh anak yang sudah terungkap menjadi korban kekejian Babe adalah, Ardi, Adi, Rio, Arif Abdullah alias Arif "Kecil", Ardiansyah, Teguh, dan Irwan Imran yang dimutilasi, serta Aris, Riki, Yusuf Maulana, dan Angga teman Arif "Kecil" yang masih dinyatakan hilang. Rata- rata usia mereka 10-12 tahun, kecuali Arif yang masih berusia 7 tahun.
Fitnah Robot Gedhek
Karena kelicikannya, polisi kini mulai khawatir, Babeh pernah mencatut nama Robot Gedhek dalam kasus serupa di Kuningan, Jawa Barat. Oleh karena itu, tim gabungan polisi mulai bekerja keras menyelidiki sejumlah titik di kawasan Kuningan, Jawa Barat. Di salah satu titik, polisi telah menemukan mayat Teguh, salah seorang korban kekejaman Babeh.
Setelah dipetakan kembali, tak jauh dari tempat itu pula Robot Gedhek memutilasi anak-anak jalanan. ”Setelah kami periksa kembali kasusnya, Robot Gedhek tidak pernah memutilasi korban-korbannya. Lagi pula dia kurang waras,” kata seorang penyidik.
Ia menduga, Babeh melakukan aksinya dengan memanfaatkan tuduhan terhadap Robot Gedhek. Kalau kami menemukan bukti-bukti baru, maka bisa jadi kasus Ryan yang sempat membuat tiga waria masuk penjara, terulang kembali.
Post a Comment