Google membantah segera hengkang dari China setelah mengalami serangan bertubi-tubi pada infrastruktur layanannya yang berimbas pada pencurian hak kekayaan intelektual. Perusahaan search engine terbesar di dunia itu, Minggu (17/1/2010) menyatakan masih berpikir untuk melakukan diskusi dengan Pemerintah China agar dapat tetap beroperasi tanpa sensor.
Pernyataan tersebut dikeluarkan memasuki minggu kedua sejak Google menyatakan diri untuk menghentikan sensor di layanan Google.cn yang berbahasa China. Hal tersebut juga merupakan respon dari informasi yang beredar melalui berbagai blog dan website yang menekankan bahwa Google keluar dari China. Google mengatakan, saat ini perusahaannya sedang dalam proses pemeriksaaan internal terhadap jaringannya sejak serangan pada pertengahan Desember.
Pihak Google juga mengatakan masih tertarik dengan pasar pengguna Internet di China yang diperkirakan mencapai 384 juta orang. Ini merupakan pasar Internet terbesar di dunia dari segi jumlah dalam sebuah negara. Google saat ini menguasai sekitar 30 persen pasar search engine di China atau urutan kedua setelah Baidu.com, penyedia layanan search engine lokal yang menguasai sekitar 60 persen.
Sebelumnya Google menyatakan akan melakukan negosiasi dengan Pemerintah China dalam beberapa pekan ke depan. Namun, Pemerintah China tetap bersikukuh bahwa semua perusahaan yang bergerak di Internet harus tunduk dengan hukum di China untuk menyensor konten yang dinilai sesitif seperti materi pornografi dan isu politik dan hak asasi manusia.[kompas]
Baca Berita Internet Lainnya
Post a Comment