Jangan pernah menganggap enteng bakat-bakat yang dimiliki anak-anak negeri. Buktinya, penyanyi asal Ambon Harvey Malaiholo bahkan sempat menyisihkan penyanyi pop dunia semacam Celine Dion dan Bryan Adams dalam sebuah ajang festival internasional di tahun 70-an.
"Itu masalah kesempatan saja. Kebetulan saya yang mendapatkan kesempatan itu.
Tapi sebenarnya banyak penyanyi Indonesia yang bisa mengalahkan
penyanyi-penyanyi dunia. Potensi itu besar,"
katanya saat ditemui di acara grand lauching lomba Indonesian Song Festival (INSOF) 2010 di Jakarta Theater, Kamis (10/12/09).
Menurut penyanyi yang dijuluki "Macan Festival" itu, kesempatan itu kini kembali terbuka. Ajang lomba yang kembali dihidupkan setelah beberapa tahun mati suri, dapat menjadi jembatan untuk menggapai kesempatan itu.
"Saya merasa terharu. Saya merasakan betul manfaatnya ajang-ajang seperti ini.
Saya berharap pula kesempatan ini juga dirasakan adik-adik saya sekarang ini,"
katanya. Di tahun 80-an, saat Festival Lagu Populer Indonesia (FLPI) digelar, nama Harvey menjadi semacam ikon. Ia kerap menjadi langganan juara. Pada Festival Lagu Populer Nasional 1986 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Harvey mendapat penghargaan sebagai Penampil Terbaik lewat lagu "Seandainya Selalu Satu" yang dibuat Elfa Seciora.
Catatan terbaiknya di tingkat Asean ditoreh saat ia menyabet gelar Penyanyi Terbaik dalam Festival Lagu Pop ASEAN V. Lagu yang dibawakan Harvey, "Kusadari", yang dicptakan Elfa Secioria dan Wieke Gur itu, juga meraih penghargaan sebagai Lagu Terbaik. "Saya yakin, penyanyi-penyanyi sekarang bisa jauh lebih baik," ujarnya. (EH
Post a Comment