Home » » Mengapa Ahli Forensik Sebut Mayat Nasrudin Dimanipulasi?

Mengapa Ahli Forensik Sebut Mayat Nasrudin Dimanipulasi?

Written By admin on Friday, December 11, 2009 | 9:43 AM


Ahli Forensi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mun'im Idries, mengungkap mayat Nasrudin Zulkarnaen sudah dimanipulasi saat ia menerimanya. Ia mengatakan kondisi mayat sudah tidak asli saat diautopsi.

Apa yang dimaksud Mun'im dengan manipulasi? "Jadi saat saya terima kondisi mayat itu sudah tidak asli, kepala sudah dicukur, luka sudah dijahit, baju saat tertembak sudah dilepas," kata Mun'im, dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 10 Desember 2009.

Manipuasi yang dimaksud Mun'im bukan berarti ada rekayasa. Manipulasi yang ia katakan bisa terjadi ketika korban masih hidup usai penembakan. "Manipulasi itu bisa terjadi karena ada upaya penyelamatan oleh tim medis, itu terlihat dari kondisi kepala yang sudah dicukur, lalu korban juga sempat berpindah di dua rumah sakit," katanya dalam wawancara tvOne.

Menurutnya, manipulasi jasad korban pembunuhan berkaitan dengan alibi pelaku. Manipulasi bisa dikatakan rekayasa jika korban tewas seketika.

Saat memeriksa jasad Nasrudin, Mun'im menemukan dua peluru di kepala Nasrudin, yakni di sebelah kanan dekat telinga dan di batang tengkorak. Kedua peluru mengenai jaringan otak yang dapat menyebabkan kematian. "Meski peluru masih di dalam, tapi sudah dijahit (lukanya)," kata dia.

Nasrudin ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00, Sabtu 14 Maret 2009. Ia tewas 22 jam kemudian dengan dua peluru bersarang di kepalanya.

Jawaban jaksa mengenai hal ini

Saat dikonfirmasi soal dugaan manipulasi jenazah, jaksa membantah."Harus dibedakan yang dimaksud dokter soal manipulasi," kata Jaksa M Padyangan. Menurut jaksa, jahitan luka atau pencukuran rambut sah dilakukan."Karena itu tindakan dokter," ujar Padyangan.

Kata dia, seseorang yang terluka dan sekarat masuk gawat darurat wajar mendapatkan perawatan.

Perlakuan medis tersebut, tambah dia, bukan untuk menangani peluru, hanya melihat lukanya seperti apa. "Rambut dicukur untuk mengetahui di mana letak luka," lanjut dia.


Misteri Luka dikepala Nasrudin

Ahli forensik Rumah Sakit Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Abdul Mun'im Idris mengaku pernah diminta pejabat Polda Metro Jaya untuk menghilangkan data mengenai luka Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

Dalam pemeriksaan polisi, Mun'im menyatakan bahwa lebar luka di kepala Nasrudin disebabkan peluru berdiameter 9 milimeter (mm). Hal ini diungkapkannya dalam sidang pembunuhan Nasrudin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis 10 Desember 2009.

"Saat saya diperiksa dan akan meneken BAP (Berita Acara Pemeriksaan), Wadir Serse Polda Metro mengatakan, kalau ini (data 9 mm) bisa dihilangkan tidak?" kata Mun'im mengulang pernyataan pejabat Polda itu di hadapan Majelis Hakim PN Jakarta Selatan.

Mun'im tidak menjelaskan mengapa polisi ingin data itu hilang. Dia hanya menolak. "Itu kewenangan saya sebagai dokter."

Setelah itu, kata Mun'im pun menerima telepon dari seseorang yang mengaku bernama Kamil. Dalam telepon itu, Mun'im mengutip kata-kata Kamil terkait pencantuman diameter luka Nasrudin," Babeh terlalu berani kalau segini (9 mm)."

Artinya 'terlalu berani'? "Saya tidak tahu, saya kan tidak bisa telepati," jawab Mun'im.

Mun'im adalah dokter yang memeriksa jasad Nasrudin. Saat memeriksa jasad Nasrudin, Mun'im mengaku menemukan dua peluru di kepala Nasrudin, yakni di sebelah kanan dekat telinga dan di batang tengkorak.

"Meski peluru masih di dalam, tapi sudah dijahit (lukanya)," kata dia. Kondisi seperti ini, kata dia, akan menimbulkan kematian meski tidak langsung.

Nasrudin ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00, Sabtu 14 Maret 2008. Ia ditembak di dekat mal Metropolis Town Square.

Mobil BMW silver miliknya tiba-tiba dipepet dua pria mengendarai sepeda motor. Salah seorang pengendara langsung memuntahkan dua peluru ke arah kepala Nasrudin yang duduk di kursi belakang.

Seketika, sopir korban langsung membawanya ke Rumah Sakit Mayapada Tangerang. Kondisi Nasrudin dinyatakan kritis. Rumah sakit itu pun tak mampu menanganinya dan merujuknya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. Nasrudin meninggal 22 jam kemudian.

sumber : vivanews.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BERITA -BERITA PILIHAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger