Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo mengakui masjid yang arah kiblatnya belum benar di wilayah Solo jumlahnya cukup banyak. Belum tepatnya arah kiblat ini diketahui pasca selesai proses pembangunan. Nah, untuk meluruskan arah tersebut, shof sebagian besar masjid itu terpaksa arahnya dimiringkan.
"Bangunan masjid biasanya berdiri diatas tanah wakaf. Oleh sebab itu, pembangunan masjid itu memanfaatkan semua permukaan tanah wakaf yang ada. Kadangkala tanah tersebut memiliki kemiringan yang tidak sesuai dengan arah kiblat,” kata Ketua MUI Solo Zainal Arifin Adnan kepada VIVAnews di Solo, Jumat 29 Januari 2010.
Dengan demikian penghitungan tepat atau tidak arah kiblat, menurut Zainal dilakukan setelah bangunan masjid itu selesai berdiri. "Di Solo masih banyak masjid yang arah kiblatnya belum tepat. Hanya saja berapa jumlah pastinya saya lupa, namun jumlahnya cukup banyak. Salah satunya Masjid Taqwa,” akunya.
Untuk meluruskan arah kiblat tersebut, berdasarkan hasil ijtihad maka masjid yang arah kiblatnya belum tepat barisan shofnya di buat miring supaya tepat menghadap kiblat. Pasalnya, untuk membongkar bangunan masjid kembali tidak mungkin dilakukan. Dan keputusan itu tidak dipermasalahkan oleh MUI.
Selanjutnya, dia mengatakan beberapa masjid yang menjadi cagar budaya diantaranya Masjid Agung Keraton Solo, Masjid Al Wustho Mangkunegaran dan Masjid Laweyan, sudah memiliki arah kiblat yang tepat. Sehingga, shof ketiga masjid tersebut tidak perlu dimiringkan.[Vivanews]
Post a Comment