Perseteruan itu dipicu setelah salah seorang oknum TNI bernama Rudi Hartono, yang diketahui berpangkat kapten pada Divisi Perbekalan dan Angkutan Kramat Jati, Jakarta, merasa tidak terima dituduh mencuri lembaran daun singkong di kebun milik warga setempat.
"Saat itu perbuatan Rudi diketahui oleh Sarkum yang kebetulan tengah melintas di kawasan itu. Korban memberi tahu Rudi bahwa tindakannya itu salah dan dianggap mencuri hingga terjadi pertengkaran," katanya.
Peristiwa itu menimbulkan kegaduhan hingga warga sekitar melerai pertengkaran dan membawa keduanya ke kantor RT setempat untuk diselesaikan secara musyawarah.
"Akhirnya, keduanya sepakat berdamai dengan disaksikan warga dan ketua RT. Namun, Rudi terkesan belum dapat menerima situasi itu," kata H Yasin.
Lalu, pada hari Minggu, katanya, sekitar pukul 13.00 Rudi bersama 14 rekannya mendatangi rumah Sarkum saat yang bersangkutan sedang tidur siang. "Mereka menyeret Sarkum ke luar rumah dan mengeroyok di dalam rumah korban," kata H Yasin.
Ketua RT 06 RW 01 Kampung Raden Abdul Haris turut membenarkan hal itu. "Saat peristiwa pengambilan daun singkong, korban mengatakan, 'Pak Rudi lebih baik bilang dulu kepada pemiliknya, takut dibilang pencuri," kata Haris seraya memeragakan situasi tersebut.
Dalam perselisihan yang berlangsung di kantor RT, kata Haris, Rudi mengaku mengambil daun singkong untuk keperluan makan siangnya di rumah. "Rudi sendiri tidak meyadari bahwa daun singkong itu ada pemiliknya. Dia mengira daun itu tumbuh liar," katanya.
Haris sendiri mengaku bingung, mengapa situasi itu bisa berbuntut pada aksi pengeroyokan. "Padahal, sebelumnya mereka sudah sepakat berdamai. Rudi pun sudah menyampaikan maaf kepada pemilik kebun yang bernama Pak Sa’it dan dimaafkan," ujarnya.
Ketua Laskar FPI Bekasi Raya Ustadz Murhali Barda mengatakan akan memroses kasus pengeroyokan tersebut secara hukum. "Ini adalah bukti keangkuhan seorang aparat. Bukannya TNI bertugas melindungi rakyat, bukan malah sebaliknya," ujar Murhali.
Dia mengatakan, hasil visum dari Rumah Sakit RS Sukanto (Polri) Kramat Jati akan dijadikan sebagai bukti otentik terhadap tindak kekerasan oknum TNI yang selanjutnya segera diserahkan pihaknya kepada polisi untuk ditindaklanjuti.
"Korban menderita luka pukul di bagian pelipis mata kiri, bibir bengkak, hidung keluar darah, dan leher belakang lebam," ujarnya.
Rudi yang dimintai konfirmasi wartawan terkait dengan peristiwa itu belum dapat memberikan komentar apa pun.[kompas]
Post a Comment