Semua industri telah Semua industri telah dipengaruhi oleh teknologi dalam berbagai cara. Tapi hasil akhirnya kurang lebih sama, efisiensi yang lebih besar, peningkatan produksi, dan lebih sedikit orang yang dipekerjakan. Sebagian besar industri telah membuat penyesuaian dengan sukses. Tetapi beberapa lainnya belum mampu beradaptasi. Media cetak (surat kabar dan majalah) adalah salah satu yang belum beradaptasi dengan baik.
Namun jurnalistik, salah satu bidang tempat industri surat kabar, belum merasakan dampak penuh perubahan teknologi, karena pengembangan dan penerimaan media alternatif yang lambat. Akibatnya surat kabar telah menyusut pada kecepatan tetap.
Jika para pengambil keputusan dalam bisnis tradisional ini paham sepenuhnya dampak teknologi, dan tahu bagaimana menyesuaikan diri dan berubah, maka penutupan industri koran dan PHK besar-besaran akan berhenti. Pasti akan ada korban, namun lebih banyak penerbit dalam skala rumah tangga akan tetap hidup (Gourmet Magazine, sebuah majalah khusus yang dihormati dan telah ada selama beberapa dekade, adalah korban terakhir). Dan wartawan berpengalaman tidak akan menggaruk-garuk kepalanya mencoba untuk mencari tahu dari mana gaji mereka berikutnya akan datang.
Analis mengatakan, koran-koran kehilangan lebih banyak pembaca setiap tahun. Para pembuat keputusan media cetak terjebak pada masa lalu, menolak untuk menyesuaikan diri, dan menguasai standar abad dua puluh satu.
Bukan hanya itu, mereka harus memikirkan kembali tentang informasi apa yang disajikan. Tetapi mereka juga harus mendefinisikan kembali apa yang dianggap berita oleh konsumen. Pada masa kejayaan surat kabar, tujuan utama surat kabar harian adalah menyampaikan berita hard news setiap hari, sering juga dua kali sehari. Namun internet mengubah konsep hard news.
"Kita hidup di era transformasional, dan alur cerita yang jelas," jelas Al DiGuido, CEO Zeta Interaktif, pemasaran digital dan perusahaan konsultan New York City.
"Dunia sudah berubah menjadi digital. Pola konsumsi media telah berubah selamanya, karena lebih dari 50 persen orang dewasa online internet setiap hari; 90 juta membaca berita di Internet setiap minggu; 79 persen mencari produk di internet; 75 persen membeli secara online; dan 92 persen memeriksa e-mail. "
“Angka-angka tersebut adalah bukti dramatis bahwa marketing media cetak tradisional harus mengubah cara mereka melakukan bisnis untuk bertahan hidup,” kata DiGuido. "Itu berarti strategi media cetak harus ditambah dengan alternatif online. Tidak ada pilihan lain."
Untuk membuktikan pendapatnya, DiGuido mengutip statistik menarik yang disusun oleh perusahaannya:
Pembaca majalah dan surat kabar penurunan. Konsumen semakin banyak yang bermigrasi online. Lebih dari 600 majalah gulung tikar dari Januari '08 sampai Februari '09, dan sirkulasi surat kabar rata-rata turun lebih dari 7 persen.
Bisnis periklanan telah bergeser ke saluran digital. Permintaan pengiklan adalah transparansi dalam penargetan dan pelaporan. Pendapatan iklan surat kabar AS jatuh ke rekor 17,7 persen pada 2008, dan pendapatan iklan majalah menurun secara mengejutkan 21 persen pada kuartal pertama tahun 2009 dibandingkan dengan kuartal pertama 2008.
Biaya pencetakan, kertas dan pengiriman seperti paku berduri. Untuk pertama kalinya, pengeluaran pada surat langsung menurun pada 2008, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2009.
Masa Depan yang Jelas
Seperti yang dilihat DiGuido, "Pada akhir 2009, diperhitungkan akan ada 8.000 edisi majalah digital dengan lebih dari 31.500.000 pelanggan."
Sementara masalah-masalah semakin jelas dan solusi tampak nyata, sebagian besar para pengambil keputusan media cetak tergantung pada paradigma usang. Mereka mengalami kesulitan merangkul model bisnis baru. [et/lsn/er/]
sumber : [www.hidayatullah.com]
Post a Comment