Berita muslim dan mualaf.Bebeberapa warga yang ada di Pulau Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan, dibuat resah dengan beredarnya video yang berisi tentang penistaan terhadap agama. Kini, video yang berjudul Otang Martabat (Hutang Martabat) tersebut diduga kuat telah beredar di khalayak umum.
Rekaman video tersebut pertama kali ditemukan Kholil AG Institute, di sebuah situs www.youtube.com. Dalam tayangan yang berdurasi sekitar 45 menit, secara garis besar berisi tentang aktivitas umat muslim mulai dari salat jamaah, mengaji, hingga ceramah agama.
Bila dilihat sepintas, dalam tayangan yang terdiri dari empat seri itu, lebih menampakkan ritual ibadah umat muslim. Namun, bila disimak hingga tuntas, ternyata berisi tentang ajaran agama lain (Kristen) yang sengaja disisipkan di bagian ceramah agama. Bahkan, secara jelas juga menggabarkan tentang nabi dan kitab Injil.
Demikian juga salah satu orang yang ditokohkan, dia memakai surban dan songkok, layaknya seorang ustadz. Namun, di salah satu adegan yang dimainkan, justru sering kali sang ustadz menyebut Nabi Isa dan menunjuk tiga titik yang ada di bagian tubuhnya, sama dengan saat penganut agama Kristen yang sedang beribadah.
"Ini jelas-jelas ada unsur penistaan agama, yang diduga kuat telah disisipkan oleh penganut agama lain," ujar Direktur Kholil AG Institute, KH Imam Bukhori Kholil, di Madura, Rabu (5/8/2009).
Akibat maraknya video yang berlatar Arek Lancor, ikon Kabupaten Pamekasan, emosi warga Madura pun terpicu. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya Imam memilih untuk melaporkan temuan tersebut ke Polres Bangkalan, dengan harapan agar segera diusut tuntas.
Bila tidak segera dilakukan tindakan lebih konkrit, Imam khawatir akan mengundang kemarahan warga Madura yang mayoritas muslim. Dia menilai tidak ada alasan untuk tidak melakukan pengusutan, karena dalam laporannya telah disertai dengan barang bukti (BB) berupa satu keeping VCD yang berisi video Otang Martabat. "Sebelum ulama Madura merespons lebih lanjut, ada baiknya pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas," tambah Imam.
Pengasuh pondok pesantren Ibnu Kholil Bangkalan ini menjelaskan, pelaku yang menyebarkan video penistaan agama, diduga kuat merupakan orang yang paham akan kultur Madura. Itu bisa dilihat dari setting lokasi, budaya dan bahasa yang digunakan, terlihat sangat kental nuansa Madura. "Kalau perlu tidak hanya pemeran yang ada dalam video itu yang ditangkap. Aktor intelektualnya juga harus disikat tuntas," terangnya.[dakta.com]
dikutip oleh :muslim-mualaf.blogspot.com
Post a Comment