Home » » Prasangka Buruk, Inggris Razia Puluhan Mahasiswa Muslim!

Prasangka Buruk, Inggris Razia Puluhan Mahasiswa Muslim!

Written By admin on Sunday, April 12, 2009 | 4:57 PM


Sejak serangan 7 Juli lalu, pemerintahan Eropa menjadi lebih curiga terhadap Muslim, bahkan kalangan Mahasiswa. Mereka seringkali diinterogasi tanpa tuduhan yang jelas.

Tidak pernah terlintas dalam benak Muhammad Adil, bahwa sebuah pertemuan sederhana dengan rekan mahasiswanya di sebuah perpustakaan Inggris akan berubah menjadi mimpi buruk.

“Hal ini betul-betul mengubah apa yang saya pelajari mengenai negara ini dan waktu yang telah saya habiskan di sini,” kata Adil, 27, seorang mahasiswa asal Pakistan, pada hari Jumat, 10 April kemarin.

Adil, yang tengah mengejar gelar MBA di Universitas John Moores, Liverpool, bertemu dengan seorang mahasiswa Pakistan berusia 25 tahun di perpustakaan pada hari Kamis kemarin.

Saat mereka sedang berbincang santai sambil memakan kacang dan duduk diatas bangku yang terdapat di luar gedung perkuliahan, sejumlah petugas keamanan tiba-tiba muncul dan mengagetkan mereka.

“Pasukan khusus yang membawa senapan mesin dengan teleskop diatasnya tiba tiba datang dan berteriak, angkat tangan!” Kata Adil.

“Saya tadinya mengira bahwa mereka hanya sekelompok mahasiswa yang ingin bermain-main dengan saya. Teman saya saat itu sedang duduk di bangku.”

“Mereka meraih pergelangan tangan saya lalu mendorong teman saya sehingga ia terjengkang di bagian lain dari taman bunga.”

Saat mahasiswa asal Pakistan tersebut mengatakan kepada para petugas bahwa dia hanya seorang mahasiswa, petugas tersebut mengatakan “tutup mulutmu!”

“Saya terus mengatakan bahwa saya ini orang biasa,” kata Adil ketika dirinya dipaksa untuk tiarap dengan kedua tangan diikat dibelakang punggungnya.

“Saya tidak dapat melihat teman saya, namun saya mendengar petugas berkata ‘jangan bergerak’,” katanya.

“Mereka bertanya kepada saya apakah saya tahu alasan saya ditahan, mereka bilang bahwa saya adalah tersangka kejahatan. Saya hanya tertawa mendengar itu. Saya cuma seorang mahasiswa.”

Adil hanyalah salah seorang dari ke-12 orang mahasiswa asal Pakistan yang ditahan di Liverpool, Manchester, dan Clitheroe, Lanchashire karena dituding telah ‘merencanakan kejahatan’. Dari jumlah itu, belum ada yang dikenakan tuntutan.

Mahasiswa asal Peshawar, Pakistan tersebut, terus dipertintahkan untuk tiarap dengan kedua tangan diikat di belakang punggung selama satu jam lamanya dibawah todongan moncong senjata dari para petugas.

“Saya menanyakan kepada mereka, ada apa?” kata Adil, yang telah menempuh pendidikan di Inggris selama dua tahun lamanya.

“Saya bertanya kepada mereka, apakah mereka punya bukti bahwa saya ini melakukan kejahatan? Saya kembali mengatakan, saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, saya hanya seorang mahasiswa.”

“Dalam keadaan terkejut, saya sedikit menertawakan hal itu (tidak adanya bukti), dan seorang petugas mengatakan bahwa ini bukan waktunya untuk tertawa.”

Setelah satu jam lamanya, kedua mahasiswa Pakistan tersebut dibawa ke kantor polisi dengan kendaraan yang terpisah.

“Mereka mengangkat tubuh saya dari atas lantai, namun tangan saya tetap terborgol, kemudian mereka menggeledah badan saya, lalu membawa saya ke kantor polisi setempat, dan menanyai saya perihal nama, umur, tempat tinggal, dan berapa lama saya sudah tinggal di Inggris, kemudian juga mencatat warna mata saya dan juga kawan saya.”

Setelah beberapa jam menjalani interogasi yang melelahkan, barulah polisi mengendurkan perlakuan mereka.

“Saat mereka sudah mengetahui semuanya, barulah mereka meenunjukkan sikap yang lebih bersahabat dan menanyakan jika saya mau segelas air atau pergi ke toilet. Seorang polisi bertanya ‘apa kau baik-baik saja?’ Saya jawab bahwa tangan saya masih terikat, saya ingin dilepaskan. Saya berbicara terlalu banyak. Memang itu sudah kebiasaan,” kata Adil.

Perlakuan dari para polisi tersebut mengubah pandangan Adil tentang Inggris.alt

“Mereka mengidentifikasi setiap pelajar Muslim. Ini sebuah penghinaan yang keterlaluan,” katanya.

Dua juta orang populasi penduduk Muslim Inggris kerap menghadapi sentimen anti Islam sejak terjadi serangan 7 Juli.

Mereka berulangkali mengeluhkan perlakuan tidak wajar dari para polisi tanpa alasan yang jelas. Dan hanya karena mereka memeluk Islam.
”Hal pertama yang akan saya lakukan adalah sesegera mungkin hengkang dari negara rasis ini,” kata Adil.

“Para polisi mengatakan bahwa negara saya (Pakistan) sedang tidak aman, namun saya jelas lebih suka tinggal di sana. Saya cinta negara saya.”

sumber :suaramedia.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BERITA -BERITA PILIHAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger