Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 54 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya"
Sebagian orang merasa berat memahami makna dari ayat ini. Bagaimana kita memahami bahwa Allah itu pembuat tipu daya yang terbaik ? Sementara tidak ada ta'wil untuk ayat tersebut ?
Jawaban.
Dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala, insya Allah masalah tersebut mudah dipahami. Sebagaimana kita tahu bahwa tipu daya itu tidak selamanya jelek dan tercela dan sebaliknya tidak selamanya baik.
Misalnya ada seorang kafir yang akan membuat tipu daya terhadap seorang muslim, tetapi karena si muslim ini kebetulan seorang yang cerdik dan selalu waspada, maka dia balik membikin tipu daya agar niat jahat si kafir tersebut tidak sampai mengenai dirinya. Dalam keadaan seperti ini tentu tidak bisa dikatakan bahwa si muslim ini telah berbuat kesalahan dan melanggar syari'at.
Hal ini akan lebih jelas ketika kita perhatikan sabda Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Perang adalah tipuan" [Shahih Bukhari No. 3030, Shahih Muslim No. 1740]
Kata "tipuan" dalam hadits ini sama sifatnya dengan kata "tipu daya" pada ayat di atas. Seorang muslim yang menipu saudaranya sesama muslim jelas hukumnya adalah haram, tetapi seorang muslim yang menipu orang kafir yang merupakan musuh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam (di dalam peperangan), maka hal seperti itu tidaklah haram, bahkan hukumnya wajib.
Demikian juga tipu daya seorang muslim terhadap orang kafir yang lebih dulu berniat membuat tipu daya terhadap dirinya dengan tujuan untuk menyelamatkan dirinya seperti ini jelas tidak tercela, bahka ini adalah tipu daya yang baik. Tipu daya ini dilakukan oleh seorang manusia. Lalu bagaimana kalau tipu daya tersebut berasal dari Dzat yang menguasai seluruh alam ? Yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, Apakah mungkin tipu daya-Nya tercela ?.
Kesimpulan.
Tipu daya itu ada yang jelek dan ada yang baik
Segala sesuatu yang tercela menurut angan-angan kita, maka akan menjadi terpuji (menjadi sebaliknya) apabila disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Angan-angan/anggapan yang tidak dikembalikan kepada Allah (tidak berdasarkan dalil) merupakan suatu kesalahan.
Ayat di atas mengandung pujian terhadap Allah, bukan mengandung sesuatu yang tidak boleh di-nisbat-kan (disandarkan) kepada Allah.
[Disalin kitab Kaifa Yajibu 'Alaina Annufasirral Qur'anal Karim, edisi Indonesia Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al-Qur'an, Penulis Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tauhid, penerjemah Abu Abdul Aziz]
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 54 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya"
Sebagian orang merasa berat memahami makna dari ayat ini. Bagaimana kita memahami bahwa Allah itu pembuat tipu daya yang terbaik ? Sementara tidak ada ta'wil untuk ayat tersebut ?
Jawaban.
Dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala, insya Allah masalah tersebut mudah dipahami. Sebagaimana kita tahu bahwa tipu daya itu tidak selamanya jelek dan tercela dan sebaliknya tidak selamanya baik.
Misalnya ada seorang kafir yang akan membuat tipu daya terhadap seorang muslim, tetapi karena si muslim ini kebetulan seorang yang cerdik dan selalu waspada, maka dia balik membikin tipu daya agar niat jahat si kafir tersebut tidak sampai mengenai dirinya. Dalam keadaan seperti ini tentu tidak bisa dikatakan bahwa si muslim ini telah berbuat kesalahan dan melanggar syari'at.
Hal ini akan lebih jelas ketika kita perhatikan sabda Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Perang adalah tipuan" [Shahih Bukhari No. 3030, Shahih Muslim No. 1740]
Kata "tipuan" dalam hadits ini sama sifatnya dengan kata "tipu daya" pada ayat di atas. Seorang muslim yang menipu saudaranya sesama muslim jelas hukumnya adalah haram, tetapi seorang muslim yang menipu orang kafir yang merupakan musuh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam (di dalam peperangan), maka hal seperti itu tidaklah haram, bahkan hukumnya wajib.
Demikian juga tipu daya seorang muslim terhadap orang kafir yang lebih dulu berniat membuat tipu daya terhadap dirinya dengan tujuan untuk menyelamatkan dirinya seperti ini jelas tidak tercela, bahka ini adalah tipu daya yang baik. Tipu daya ini dilakukan oleh seorang manusia. Lalu bagaimana kalau tipu daya tersebut berasal dari Dzat yang menguasai seluruh alam ? Yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, Apakah mungkin tipu daya-Nya tercela ?.
Kesimpulan.
Tipu daya itu ada yang jelek dan ada yang baik
Segala sesuatu yang tercela menurut angan-angan kita, maka akan menjadi terpuji (menjadi sebaliknya) apabila disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Angan-angan/anggapan yang tidak dikembalikan kepada Allah (tidak berdasarkan dalil) merupakan suatu kesalahan.
Ayat di atas mengandung pujian terhadap Allah, bukan mengandung sesuatu yang tidak boleh di-nisbat-kan (disandarkan) kepada Allah.
[Disalin kitab Kaifa Yajibu 'Alaina Annufasirral Qur'anal Karim, edisi Indonesia Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al-Qur'an, Penulis Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tauhid, penerjemah Abu Abdul Aziz]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=356&bagian=0
Post a Comment