Bahkan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) memperkirakan sejumlah kawasan industri, utamanya kecil dan menengah (IKM) dan kawasan ekonomi khusus terancam bubar.
“Kawasan-kawasan yang terancam itu seperti di Batam, Bintan, Jakarta sampai Surabaya,” kata Ketua Umum BPP HIPMI Erwin Aksa dalam siaran pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, 20 Desember 2009.
Erwin yang baru saja berkunjung ke sejumlah kawasan industri di China mengatakan pemerintah China paling siap untuk mengimplementasikan perjanjian perdagangan bebas.
Dia mengatakan, perjanjian bebas ini telah direncanakan sejak delapan sampai 10 tahun lalu oleh China. Sedangkan Indonesia hanya dalam hitungan bulan atau minggu.
Itu sebabnya, China paling siap memasuki ACFTA. Bahkan tanpa ACFTA pun China sudah siap bersaing. Itu terbukti dengan murahnya barang-barang industri kecil yang dipasok dari China di Tanah Air. ”Tanpa ACFTA, buatan China itu sudah murah, apalagi adanya ACFTA, barang-barang kita semakin ditinggalkan oleh rakyatnya sendiri, boro-boro masuk ke China,” kata Erwin.
HIPMI menilai berbeda dengan China, persiapan Indonesia hanya dalam hitungan bulan bahkan tanpa persiapan sama sekali menghadapi ACFTA. Untuk itu, HIPMI melihat dalam satu tahun ke depan sejumlah kawasan industri, termasuk di kawasan paling prestisius Batam, akan mati dengan sendirinya oleh ACFTA tersebut.
Dia mengingkatkan, China sudah siap memasok kebutuhan apapun yang dicari konsumen Indonesia ke depan. “Mulai untuk urusan duniawi sampai akhirat pun China sudah siapkan, termasuk manukfatur pendukung. Pendek kata tinggal genjot produksi mereka itu. Sedangkan kita masih berjuang supaya bunga kredit turun,” tegas Erwin.[Vivanews.com]
Post a Comment