Home » » Hukum Syariah Segera Geser Perbankan Eropa!

Hukum Syariah Segera Geser Perbankan Eropa!

Written By admin on Thursday, April 16, 2009 | 11:17 PM

MANAMA – Ketika para investor menggantungkan harapan mereka pada sistem perbankan Islam sebagai model yang lebih aman dalam masa krisis dibanding dengan perbankan Barat yang terpukul keras oleh kegentingan ekonomi, perbankan Islam harus mengembangkan tingkat pengawasan dan perjanjian dengan ancaman yang kurang jelas dari paksaan konsolidasi ketika industri meluas, para ahli mengatakan pada sebuah konferensi tingkat tinggi pada Selasa lalu.

Sistem perbankan Islam dapat menjadi model baru bagi perbankan global jika mereka mengambil tantangan dari tingkat pembukaan untuk mengembangkan potensi perkembangan industri, kata para ahl, Perbankan Islam Konferensi Tingkat Tinggi Finansial diadakan serempak di Dubai, London, dan Kuala Lumpur.


Analis finansial Barat secara meningkat menunjuk pada kegagalan dari “kapitalisme lama” dan model perbankan komunis. Dan perbankan barat telah merekam dalam sistem perbankan Islam, merancang peralatan yang memperbolehkan 1,3 miliar Muslim untuk berinvestasi sambil masih tunduk dengan kepercayaan sistem mereka.

Pusat di Paris dan London bersaing untuk menjadi pusat finansial Islam untuk pasar Barat terutama sejak aset-aset potensial yang menuruti hukum Islam diperkirakan antara $700 juta dan $1 triliun.

Bagaimanapun juga, kurangnya sistem finansial yang berstandar Islam dan kesalahan manajemen dari obligasi karena kurangnya pengawasan, menghalangi masa depan dari industri tersebut. Baru-baru ini, sistem perbankan syariah terbuka bagi bermacam-macam interpretasi karena sifat dasar yang terbuka tanpa akhir dari hukum Islam. Hal ini menyebabkan standardisasi dari praktisi-praktisi industri yang menyebrangi daerah kekuasaan – penting untuk mengurangi resiko, sulit tanpa pemantauan lebih dekat.

Sebuah contoh dari kurangnya penyeragaman aplikasi ini adalah "Bai Bithaman Ajil" (pembayaran penjualan yang tertunda) yang disetujui oleh para pengatur Malaysia tetapi ditolak oleh mereka yang berada di Timur Tengah.

Sohail Zubairi, ketua eksekutif dari Dar al-Sharia konsultasi, sebuah perusahaan yang dirancang oleh Bank Islam Dubai tahun lalu, mengatakan bahwa perbankan Islam telah melaporkan bahwa $10 sampai 15 miliar saham Islam merugi sejak awal krisis finansial karena perbankan tersebut menyusunnya dengan tidak benar dari awal.

Zubairi mengatakan bahwa paksaan konsolidasi bisa jadi masa depan dari industri perbankan Islam jika kurangnya likuiditas dari krisis ekonomi menghantam berkembangnya sektor yang berdasarkan syariah.

“Dalam skenario ini segalanya mungkin terjadi. Terdapat ancaman sesungguhnya pada bisnis perbankan Islam,” Zubairi mengatakan, menunjukkan pada sektor peminjaman Islam secara keseluruhan. “Jika likuiditas tidak kembali, kami tidak akan dapat melanjutkan bisnis kami.”

Zubair memprediksi bahwa kurangnya likuiditas dibatasi untuk menghantam perbankan retail islam, memaksa bank yang mungkin jatuh dan disarankan untuk merjer atau bergabung dan akuisisi sebagai satu jalan keluar dari skenario potensial krisis.

“Perbankan Islam tidak akan mengambil pengukuran suka rela apa pun; mereka harus mendapatkan lebih besar dan satu jalan bisa jadi suatu merjer,” Zubair menjelaskan, menambahkan bahwa pemerintah-pemerintah akan harus menaruh tekanan pada bank-bank untuk membuat kemungkinan merjer, sebagaimana dengan kasus akuisisi Bank Amerika dari Merril Lynch. Selain itu, bank-bank akan ditutup sebagaimana kasus Lehman Brothers, yang ditutup sebagai hasil dari krisis finansial global.

“Apa yang anda taruh pada lembaran saldo, bagaimana anda memperlakukan sebuah rekening, penyaluran keuntungan, semua masalah tersebut harus ditaruh pada bagian depan pembakar sekarang, dan dilihat kembali dalam pandangan praktek nyata,”

Mohamad nedal Alchaar, sekretaris jendelar dari Organisasi Akuntan dan Audit untuk Institusi Islam (AAOIFI) mengatakan pada sebuah konfrensi tingkat tinggi di MANAMA.

Alchaar menambhkan bahwa badan yang merancang standar bagi perbankan Islam mempertimbangkan dan mengeluarkan standar terpisah untuk investasi perumahan dan investasi dalam saham dan obligasi Islam yang disebut sukuk.

AAOIFI – the Accounting and Auditing Organization for islamic Financial Institustion – merupakan sebuah standar yang berpengaruh merancang badan bagi industri finansial Islam dan berharap bahwa dalam beberapa waktu ini, organisasi tersebut akan membatasi dalam meninjau dan memodifikasi standar. (ppt/aby)

sumber : suaramedia.com

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BERITA -BERITA PILIHAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger