Meta Susanti
Ketua Divisi Publikasi LSI An Nidaa
Akhir-akhir ini kita menyaksikan begitu banyaknya saudari kita yang memiliki kesadaran untuk berbusana muslimah. Bahkan sebagian besar sekolah di Jakarta, dengan sangat membanggakan telah mendesain sendiri busana muslimah sebagai seragam sekolah para siswinya. Tak ketinggalan, perusahaan yang konon katanya sulit menerima karyawati berkerudung, dewasa ini perlahan-lahan mulai menghapus image tersebut. Di banyak perkantoran, kita tak akan lagi menemui kesulitan untuk mendapati karyawati yang mengenakan kerudung ketika ngantor.
Hal tersebut tentu saja layak kita syukuri. Sebab, paling tidak telah ada kesadaran dari sebagian besar muslimah untuk menutupi auratnya. Kita tidak akan lupa, belakangan ini marak terjadi kejahatan seksual terhadap kaum wanita, yang penyebabnya antara lain karena si wanita tersebut dengan tanpa risih mengenakan pakaian yang tidak menutup auratnya, tapi justru malah menampakkan lekuk tubuhnya. Dengan kesadaran yang timbul dari banyak wanita untuk berbusana muslimah, diharapkan tindak kejahatan semacam itu akan semakin berkurang. Selain tentu saja, berbusana muslimah yang sesuai dengan syariat adalah merupakan perintah Allah SWT yang wajib ditaati oleh seluruh wanita Islam tanpa terkecuali. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur : 31)
Jadi jelas kan, bahwa menutup aurat bagi muslimah itu adalah perintah Allah SWT yang tidak bisa ditawar. Jadi sudah semestinya, bukan karena takut menjadi korban kejahatan seorang muslimah itu menutup auratnya, juga bukan karena artis anu tiba-tiba mengenakan kerudung, kemudian ikut-ikutan. Tapi memang perintah Allah’lah yang membuat muslimah dengan penuh kesadaran menutup auratnya dengan berbusana muslimah yang sesuai syariat.
Ragam Busana Muslimah
Meningkatnya kesadaran para muslimah untuk menutup aurat juga dibarengi dengan membanjirnya produsen busana muslimah dengan berbagai merk dan ciri khas masing-masing. Jika kita membaca majalah wanita Islami, lihat saja, betapa para produsen busana muslimah itu berlomba-lomba untuk mengiklankan produknya. Masing-masing menawarkan keunikan desain yang berbeda, juga menonjolkan berbagai kelebihan busana yang diproduksi. Satu yang sama, para produsen busana muslimah itu sama-sama mengklaim bahwa produknya itu yang paling Islami dan sesuai dengan syariat.
Model busana muslimah yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada kerudung yang modelnya dibuat sedemikian rupa hingga mencekik leher. Juga ada disain busana muslimah berbentuk celana mirip kostum Alibaba. Tak ketinggalan, model busana berbentuk gamis yang elegan disertai kerudung panjang yang tak kalah menarik. Semua menawarkan mode yang berbeda-beda. Yang jika dicermati dengan seksama, maka, siapa yang mampu menarik peminat lebih banyak dengan berbagai strategi marketing, ialah yang akhirnya memenangkan persaingan menjadi trend di kalangan muslimah.
Mode Islami
Jika kita amati, ternyata busana muslimah yang trend belakangan ini adalah justru busana yang didesain dengan bahan minimalis. Sehingga begitu dikenakan, pakaian tersebut akan menampakkan lekuk tubuh si pemakai. Kerudungnya pun seperti yang telah disebutkan di atas, banyak muslimah yang kita temui memilih untuk mengenakan kerudung dengan model pemakaian yang dililit-lilit di leher dan tidak panjang menjuntai menutupi dada.
Ketika berbicara mengenai busana muslimah, banyak kalangan yang mempertanyakan, “Dalam Islam, boleh nggak sih kita mengikuti mode?” Maka jawabannya, tentu saja boleh. Sebagai muslimah yang membawa misi dakwah Islam justru kita jangan sampai ketinggalan jaman dalam berbusana, alias kuno. Sebisa mungkin, kita harus menunjukkan wajah Islam dengan segala keindahannya termasuk dalam hal berbusana.
Tapi yang perlu kita perhatikan adalah rambu-rambu yang telah digariskan Islam dalam berbusana. Lalu, seperti apa mode busana muslimah yang sesuai dengan syariat Islam?
Pertama, harus menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman’Nya,
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Azhab : 59)
Yang dimaksud jilbab dalam ayat ini adalah baju terusan panjang yang diulurkan ke seluruh tubuh. Ingat, seluruh tubuh, bukan tubuh bagian atas sepotong, ditambah bagian bawah sepotong. Melainkan adalah model pakaian yang langsung menutupi seluruh tubuh, dari atas hingga bawah. Nah, kebanyakan kita biasa menyebutnya gamis. Adapun penutup kepalanya adalah seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 31 tadi,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya...”
Ya, ternyata kerudung yang sesuai dengan perintah Allah SWT adalah kerudung yang jika dipakai dapat menutup seluruh bagian kepala hingga ke dada. Dan soal ini tidak ada tawar menawar.
Kedua, pakaian yang dikenakan bukan dari kain yang tipis dan tembus pandang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda,
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk” (HR. Ahmad 2/223.Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih)
Ketiga, longgar dan tidak ketat sehingga dapat menampakkan lekuk tubuh.
Ketua Divisi Publikasi LSI An Nidaa
Akhir-akhir ini kita menyaksikan begitu banyaknya saudari kita yang memiliki kesadaran untuk berbusana muslimah. Bahkan sebagian besar sekolah di Jakarta, dengan sangat membanggakan telah mendesain sendiri busana muslimah sebagai seragam sekolah para siswinya. Tak ketinggalan, perusahaan yang konon katanya sulit menerima karyawati berkerudung, dewasa ini perlahan-lahan mulai menghapus image tersebut. Di banyak perkantoran, kita tak akan lagi menemui kesulitan untuk mendapati karyawati yang mengenakan kerudung ketika ngantor.
Hal tersebut tentu saja layak kita syukuri. Sebab, paling tidak telah ada kesadaran dari sebagian besar muslimah untuk menutupi auratnya. Kita tidak akan lupa, belakangan ini marak terjadi kejahatan seksual terhadap kaum wanita, yang penyebabnya antara lain karena si wanita tersebut dengan tanpa risih mengenakan pakaian yang tidak menutup auratnya, tapi justru malah menampakkan lekuk tubuhnya. Dengan kesadaran yang timbul dari banyak wanita untuk berbusana muslimah, diharapkan tindak kejahatan semacam itu akan semakin berkurang. Selain tentu saja, berbusana muslimah yang sesuai dengan syariat adalah merupakan perintah Allah SWT yang wajib ditaati oleh seluruh wanita Islam tanpa terkecuali. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur : 31)
Jadi jelas kan, bahwa menutup aurat bagi muslimah itu adalah perintah Allah SWT yang tidak bisa ditawar. Jadi sudah semestinya, bukan karena takut menjadi korban kejahatan seorang muslimah itu menutup auratnya, juga bukan karena artis anu tiba-tiba mengenakan kerudung, kemudian ikut-ikutan. Tapi memang perintah Allah’lah yang membuat muslimah dengan penuh kesadaran menutup auratnya dengan berbusana muslimah yang sesuai syariat.
Ragam Busana Muslimah
Meningkatnya kesadaran para muslimah untuk menutup aurat juga dibarengi dengan membanjirnya produsen busana muslimah dengan berbagai merk dan ciri khas masing-masing. Jika kita membaca majalah wanita Islami, lihat saja, betapa para produsen busana muslimah itu berlomba-lomba untuk mengiklankan produknya. Masing-masing menawarkan keunikan desain yang berbeda, juga menonjolkan berbagai kelebihan busana yang diproduksi. Satu yang sama, para produsen busana muslimah itu sama-sama mengklaim bahwa produknya itu yang paling Islami dan sesuai dengan syariat.
Model busana muslimah yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada kerudung yang modelnya dibuat sedemikian rupa hingga mencekik leher. Juga ada disain busana muslimah berbentuk celana mirip kostum Alibaba. Tak ketinggalan, model busana berbentuk gamis yang elegan disertai kerudung panjang yang tak kalah menarik. Semua menawarkan mode yang berbeda-beda. Yang jika dicermati dengan seksama, maka, siapa yang mampu menarik peminat lebih banyak dengan berbagai strategi marketing, ialah yang akhirnya memenangkan persaingan menjadi trend di kalangan muslimah.
Mode Islami
Jika kita amati, ternyata busana muslimah yang trend belakangan ini adalah justru busana yang didesain dengan bahan minimalis. Sehingga begitu dikenakan, pakaian tersebut akan menampakkan lekuk tubuh si pemakai. Kerudungnya pun seperti yang telah disebutkan di atas, banyak muslimah yang kita temui memilih untuk mengenakan kerudung dengan model pemakaian yang dililit-lilit di leher dan tidak panjang menjuntai menutupi dada.
Ketika berbicara mengenai busana muslimah, banyak kalangan yang mempertanyakan, “Dalam Islam, boleh nggak sih kita mengikuti mode?” Maka jawabannya, tentu saja boleh. Sebagai muslimah yang membawa misi dakwah Islam justru kita jangan sampai ketinggalan jaman dalam berbusana, alias kuno. Sebisa mungkin, kita harus menunjukkan wajah Islam dengan segala keindahannya termasuk dalam hal berbusana.
Tapi yang perlu kita perhatikan adalah rambu-rambu yang telah digariskan Islam dalam berbusana. Lalu, seperti apa mode busana muslimah yang sesuai dengan syariat Islam?
Pertama, harus menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman’Nya,
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Azhab : 59)
Yang dimaksud jilbab dalam ayat ini adalah baju terusan panjang yang diulurkan ke seluruh tubuh. Ingat, seluruh tubuh, bukan tubuh bagian atas sepotong, ditambah bagian bawah sepotong. Melainkan adalah model pakaian yang langsung menutupi seluruh tubuh, dari atas hingga bawah. Nah, kebanyakan kita biasa menyebutnya gamis. Adapun penutup kepalanya adalah seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 31 tadi,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya...”
Ya, ternyata kerudung yang sesuai dengan perintah Allah SWT adalah kerudung yang jika dipakai dapat menutup seluruh bagian kepala hingga ke dada. Dan soal ini tidak ada tawar menawar.
Kedua, pakaian yang dikenakan bukan dari kain yang tipis dan tembus pandang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda,
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk” (HR. Ahmad 2/223.Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih)
Ketiga, longgar dan tidak ketat sehingga dapat menampakkan lekuk tubuh.
Keempat, tidak diberi wewangian / parfum. Harus kita waspadai, di dunia barat sekuler salah satu “fungsi” parfum adalah sebagai alat seducing man (menggoda laki-laki). Begitulah mudharat dari parfum yang dipakai oleh perempuan (di luar rumah). Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasanya ia berkta Rasulullah bersabda :
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina”(HR.An-Nasai II:38,Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan hasan shahih)
Kelima, tidak tasyabbuh (menyamai) pakaian orang kafir. Tasyabbuh sudah jelas dilarang oleh Rasulullah, baik itu dilakukan oleh muslim ataupun muslimah. Dari Abdullah bin Amru bin Ash dia berkata:
“Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang dicelup dengan warna ushfur, maka beliau bersabda: Sungguh ini merupakan pakaian orang-orang kafir maka jangan memakainya”(HR. Muslim 6/144, hadits Shahih)
Keenam, Isbal (panjang melewati mata kaki). Berbeda dengan laki-laki yang diharamkan isbal, maka perempuan diwajibkan untuk isbal. Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menghela pakaiannya lantaran angkuh, maka Allah tidak akan sudi melihatnya pada hari kiamat. Lantas Ummu Salamah bertanya:”Lalu, bagaimana yang mesti dilakukan oleh kaum wanita denngan bagian ujung pakaiannya? Beliau menjawab: hendaklah mereka menurunkan satu jengkal!Ummu Salamah berkata: Kalau begitu telapak kaki mereka terbuka jadinya. Lalu Nabi bersabda lagi:Kalau begitu hendaklah mereka menurunkan satu hasta dan jangan lebih dari itu!” (HR.Tirmidzi (III/47) At-Tirmidzi berkata hadits ini Shahih)
Jelas kan, bagaimana Islam telah mengatur secara gamblang tentang bagaimana seharusnya muslimah berpakaian. Jadi, jika kita bingung oleh banyaknya mode busana muslimah, kembalikan saja standar berpakaian itu sesuai dengan syariat Islam.
Muslimah Harus Modis
Nah, jika demikian syarat berbusana bagi muslimah, lalu muslimah tidak akan bisa tampil modis dong? Kata siapa?! Sebenarnya yang membuat kita terlihat modis atau tidaknya dalam berpakaian bukanlah bagaimana bentuk pakaian yang kita kenakan. Melainkan terletak pada kemampuan kita dalam memadu padankan busana yang kita pakai.
Pernahkah suatu hari kita menyaksikan seorang muslimah (atau bahkan kita sendiri) mengenakan gamis bercorak loreng-loreng kemudian dipadukan dengan kerudung motif bunga-bunga? Atau mungkin kita juga pernah mendapati orang (atau kita sendiri, sekali lagi) mengenakan gamis berwarna ungu, dipadukan dengan kerudung berwarna hijau dan kaos kaki berwarna merah marun? Tentu sekali dua kali, pernah kan. Hmm...adakah yang salah dengan busana muslimah yang demikian? Tentu saja tidak. Sebab apa yang dikenakan tersebut telah memenuhi standar berbusana yang sesuai dengan syariat.
Namun ketahuilah, bahwa masalah berpakaian bukan hanya masalah selembar kain di badan atau selembar kerudung di kepala. Jangan sampai kita berfikiran, “Peduli apa dengan penampilan. Mau gamis merah, kerudung biru, dapadu kaos kaki coklat. Yang penting kan sesuai dengan syariat.”. Memang betul, tapi kita juga harus menyadari, bahwa pakaian yang kita kenakan hakikatnya juga mengusung jauh lebih banyak dari yang terlihat. Ada gambaran pendidikan, ekonomi, politik, budaya, sosial, akhlaq, dan terlebih keimanan. Sehingga ketika memutuskan untuk berpakaian, tentunya kita juga harus benar-benar memperhatikan kesesuaian busana yang kita pakai. Jangan sampai niatan kita untuk mensyiarkan ajaran Islam dalam berpakaian, justru dipandang sebelah mata hanya karena apa yang kita kenakan terkesan asal.
Menganggap warna apa saja cocok bagi kita, tanpa menyadari bahwa ada warna-warna tertentu yang justru pas bagi kita, adalah sebuah kesalahan. Warna yang tidak tepat bisa membuat kulit kita terlihat lebih gelap, wajah lebih tua, dan bahhkan membuat kita tidak terlihat smart atau well educated. Juga sebaliknya, warna yang tepat akan membuat kulit kita terlihat lebih terang, wajah lebih muda dari usia, serta membuat kita tampak cerdas, bahkan jika kita tidak memiliki pendidikan yang tinggi sekalipun. Tentu saja hal ini tidak tergantung warna, tapi yang lebih penting adalah bergantung pada akhlaq kita.
Warna atau motif gamis dan kerudung juga harus dilihat benar padu padannya. Jangan sampai warna tersebut kelihatan tidak pas. Sehingga penampilan kita terkesan keramaian, atau bahkan senyap alias hambar. Sebagai contoh, jika kita ingin mengenakan gamis dengan corak bunga-bunga warna biru, tak perlu lagi kita kenakan kerudung dengan motif batik atau kotak-kotak. Tetapi cukup kenakan kerudung yang polos dengan warna senada.
Itu hanya sebagian contoh kecil bagaimana kita bisa menampilkan syariat dalam berbusana tanpa mengabaikan keindahan Islam itu sendiri. Jadi sekarang, tak ada alasan untuk berpakaian yang benar-benar sesuai dengan aturan Islam hanya karena takut terlihat tidak modis, atau terkesan kuno dan ketinggalan jaman. Sebab, gamis lebar dan kerudung panjang yang wajib kita kenakan itu pun dapat menjadikan kita tampil modis, elegan, dan smart dengan kemampuan kita memadu padankan busana yang kita pakai.
Ala kulli hal, semua harus kembali pada niat. Karena kitalah yang tahu desir apa di balik detak jantung kita. Teguhkan niat, bahwa hanya dalam rangka beribadah kepada Allah saja kita melakukan setiap hal. Dengan adanya aturan mengenai busana muslimah, Allah tidak menginginkan seorang muslimah menjadi tontonan berjalan dan cantik karena riasan. Namun dengan pakaian, Allah hendak memberi cahaya penjagaan diri bagi seluruh wanita shalihah. Wallahu’alam.
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina”(HR.An-Nasai II:38,Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan hasan shahih)
Kelima, tidak tasyabbuh (menyamai) pakaian orang kafir. Tasyabbuh sudah jelas dilarang oleh Rasulullah, baik itu dilakukan oleh muslim ataupun muslimah. Dari Abdullah bin Amru bin Ash dia berkata:
“Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang dicelup dengan warna ushfur, maka beliau bersabda: Sungguh ini merupakan pakaian orang-orang kafir maka jangan memakainya”(HR. Muslim 6/144, hadits Shahih)
Keenam, Isbal (panjang melewati mata kaki). Berbeda dengan laki-laki yang diharamkan isbal, maka perempuan diwajibkan untuk isbal. Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menghela pakaiannya lantaran angkuh, maka Allah tidak akan sudi melihatnya pada hari kiamat. Lantas Ummu Salamah bertanya:”Lalu, bagaimana yang mesti dilakukan oleh kaum wanita denngan bagian ujung pakaiannya? Beliau menjawab: hendaklah mereka menurunkan satu jengkal!Ummu Salamah berkata: Kalau begitu telapak kaki mereka terbuka jadinya. Lalu Nabi bersabda lagi:Kalau begitu hendaklah mereka menurunkan satu hasta dan jangan lebih dari itu!” (HR.Tirmidzi (III/47) At-Tirmidzi berkata hadits ini Shahih)
Jelas kan, bagaimana Islam telah mengatur secara gamblang tentang bagaimana seharusnya muslimah berpakaian. Jadi, jika kita bingung oleh banyaknya mode busana muslimah, kembalikan saja standar berpakaian itu sesuai dengan syariat Islam.
Muslimah Harus Modis
Nah, jika demikian syarat berbusana bagi muslimah, lalu muslimah tidak akan bisa tampil modis dong? Kata siapa?! Sebenarnya yang membuat kita terlihat modis atau tidaknya dalam berpakaian bukanlah bagaimana bentuk pakaian yang kita kenakan. Melainkan terletak pada kemampuan kita dalam memadu padankan busana yang kita pakai.
Pernahkah suatu hari kita menyaksikan seorang muslimah (atau bahkan kita sendiri) mengenakan gamis bercorak loreng-loreng kemudian dipadukan dengan kerudung motif bunga-bunga? Atau mungkin kita juga pernah mendapati orang (atau kita sendiri, sekali lagi) mengenakan gamis berwarna ungu, dipadukan dengan kerudung berwarna hijau dan kaos kaki berwarna merah marun? Tentu sekali dua kali, pernah kan. Hmm...adakah yang salah dengan busana muslimah yang demikian? Tentu saja tidak. Sebab apa yang dikenakan tersebut telah memenuhi standar berbusana yang sesuai dengan syariat.
Namun ketahuilah, bahwa masalah berpakaian bukan hanya masalah selembar kain di badan atau selembar kerudung di kepala. Jangan sampai kita berfikiran, “Peduli apa dengan penampilan. Mau gamis merah, kerudung biru, dapadu kaos kaki coklat. Yang penting kan sesuai dengan syariat.”. Memang betul, tapi kita juga harus menyadari, bahwa pakaian yang kita kenakan hakikatnya juga mengusung jauh lebih banyak dari yang terlihat. Ada gambaran pendidikan, ekonomi, politik, budaya, sosial, akhlaq, dan terlebih keimanan. Sehingga ketika memutuskan untuk berpakaian, tentunya kita juga harus benar-benar memperhatikan kesesuaian busana yang kita pakai. Jangan sampai niatan kita untuk mensyiarkan ajaran Islam dalam berpakaian, justru dipandang sebelah mata hanya karena apa yang kita kenakan terkesan asal.
Menganggap warna apa saja cocok bagi kita, tanpa menyadari bahwa ada warna-warna tertentu yang justru pas bagi kita, adalah sebuah kesalahan. Warna yang tidak tepat bisa membuat kulit kita terlihat lebih gelap, wajah lebih tua, dan bahhkan membuat kita tidak terlihat smart atau well educated. Juga sebaliknya, warna yang tepat akan membuat kulit kita terlihat lebih terang, wajah lebih muda dari usia, serta membuat kita tampak cerdas, bahkan jika kita tidak memiliki pendidikan yang tinggi sekalipun. Tentu saja hal ini tidak tergantung warna, tapi yang lebih penting adalah bergantung pada akhlaq kita.
Warna atau motif gamis dan kerudung juga harus dilihat benar padu padannya. Jangan sampai warna tersebut kelihatan tidak pas. Sehingga penampilan kita terkesan keramaian, atau bahkan senyap alias hambar. Sebagai contoh, jika kita ingin mengenakan gamis dengan corak bunga-bunga warna biru, tak perlu lagi kita kenakan kerudung dengan motif batik atau kotak-kotak. Tetapi cukup kenakan kerudung yang polos dengan warna senada.
Itu hanya sebagian contoh kecil bagaimana kita bisa menampilkan syariat dalam berbusana tanpa mengabaikan keindahan Islam itu sendiri. Jadi sekarang, tak ada alasan untuk berpakaian yang benar-benar sesuai dengan aturan Islam hanya karena takut terlihat tidak modis, atau terkesan kuno dan ketinggalan jaman. Sebab, gamis lebar dan kerudung panjang yang wajib kita kenakan itu pun dapat menjadikan kita tampil modis, elegan, dan smart dengan kemampuan kita memadu padankan busana yang kita pakai.
Ala kulli hal, semua harus kembali pada niat. Karena kitalah yang tahu desir apa di balik detak jantung kita. Teguhkan niat, bahwa hanya dalam rangka beribadah kepada Allah saja kita melakukan setiap hal. Dengan adanya aturan mengenai busana muslimah, Allah tidak menginginkan seorang muslimah menjadi tontonan berjalan dan cantik karena riasan. Namun dengan pakaian, Allah hendak memberi cahaya penjagaan diri bagi seluruh wanita shalihah. Wallahu’alam.
Post a Comment