Home » » HRW Soal Larangan Jilbab: Jerman Diskriminatif dan Langgar HAM

HRW Soal Larangan Jilbab: Jerman Diskriminatif dan Langgar HAM

Written By admin on Monday, March 2, 2009 | 12:45 AM

Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menilai negara Jerman sudah melakukan praktek diskriminasi dengan memberlakukan larangan jilbab bagi para muslimah yang berprofesi sebagai guru dan yang bekerja di sektor layanan publik.

Selain diskriminasi, Jerman juga dianggap sudah melanggar hak asasi manusia yang paling mendasar dengan memberlakukan pembatasan terhadap kelompok agama tertentu untuk melaksanakan kewajiban agamanya, terutama masalah jilbab.

HRW menegaskan hal tersebut dalam laporannya bertajuk "Discrimination in the Name of Neutrality: Headscarf Bans for Teachers and Civil Servants in Germany". Laporan itu dibuat berdasarkan riset yang dilakukan selama lebih dari delapan bulan di Jerman. Saat ini ada beberapa negara bagian di Jerman yang melarang jilbab bagi guru-guru sekolah.

"Klaim Jerman bahwa pembatasan jilbab bukan diskriminasi tidak terbukti. Faktanya, diskriminasi telah terjadi baik dari sisi gender maupun agama dan telah terjadi pelanggaran terhadap hak-hak asasi kaum perempuan," kata Haleh Chahrokh, peneliti HRW untuk wilayah Eropa dan Asia Tengah.

"Larangan jilbab berdasarkan pada semata-mata alasan bahwa jilbab menimbulkan persoalan pada masalah netralitas. Tapi tidak ada bukti bahwa para guru yang dilarang berjilbab itu melanggar kewajiban dan tugasnya sebagai pendidik," demikian laporan HRW.

Laporan itu juga menyatakan, aturan hukum yang ada di Jerman memang tidak ada secara eksplisit menyebutkan bahwa jilbab dilarang. Tapi perdebatan-perdebatan di parlemen dan dokumen-dokumen resmi pemerintah membuktikan dengan jelas bahwa jilbab menjadi target mereka.

Sikap diskriminasi di Jerman terlihat dengan adanya sejumlah aturan yang memberikan pengecualian bagi tradisi-tradisi Barat dan Kristen. Menurut Chahrokh, studi-studi yang mereka lakukan menunjukkan bahwa umat Islam di Jerman secara khusus menjadi target aturan-aturan yang bernuansa dikriminatif itu.

HRW dalam laporannya juga menyatakan bahwa larangan jilbab telah memberikan pengaruh pada kehidupan para muslimah yang ingin menjadi guru atau sudah bekerja sebagai guru selama bertahun-tahun. Para calon guru dari kalangan Muslimah jadi sulit mendapat pekerjaan di sekolah-sekolah umum, meskipun mereka cukup berprestasi. Para muslimah calon guru itu bisa mendapatkan pekerjaan, jika mereka bersedia melepas jilbabnya. Begitu pula yang sudah menjadi guru, jika menolak melepas jilbab mereka akan kehilangan pekerjaan dan kehilangan status sebagai pegawai negeri sipil.

"Kebijakan larangan jilbab sangat efektif untuk memaksa para muslimah untuk memilih antara pekerjaannya atau ingin melaksanakan kewajiban agamanya. Kebijakan semacam ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan persamaan hak," tukas HRW.

Menurut laporan HRW, dengan adanya larangan jilbab, bahwa muslimah di Jerman yang melepas karirnya atau memilih meninggalkan Jerman untuk mencari penghidupan.

HRW menyatakan prihatin atas diskriminasi yang terjadi di Jerman terutama pada para muslimah. Dalam laporannya HRW menegaskan bahwa "seseorang seharusnya dinilai dari perilakunya dan bukan dari simbol-simbol agama yang dikenakannya." (ln/iol/aby.


Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BERITA -BERITA PILIHAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger